REVERAL
A. Pengertian Alih Tangan Kasus (Reveral)
Alih tangan kasus adalah suatu tindakan pemindahan
penanganan individu atau peserta didik kepihak lain yang sesuai dengan keahlian
dan kewenangannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Petugas atau lembaga
diluar sekolah diperlukan karena mereka dapat memberikan bantuan yang tidak
bisa diperoleh, baik oleh sekolah maupun konselor setempat. Rujukan dilakukan
untuk mendapatkan batuan secara khusus
tetapi bukan berarti bahwa individu yang di reveral itu memiliki masalah yang
serius karena pandangan semacam itu terlalu sempit dan salah.
B. Mengidentifikasi Siswa
yang Membutukan Alih Tangan Kasus (Reveral)
Alih tangan kasus (reveral) yang paling efektif
seharusnya menggunakan data yang akurat. Yaitu konselor dapat memanfaatkan data
yang termuat dalam komulatif record, laporan observasi, dan alat penilaian yang
lain. Dengan adanya data tersebut konselor dapat mengidentifikasi siswa yang memerlukan
bantuan. Agar data tersebut dapat dipercaya, konselor perlu mengadakan
pemutakhiran dan peninjauan terus menerus atau secara berkala.
Mengingat keputusan alih tangan kasus (reveral) bersifat
kompleks maka perlu adanya proses skrening. Petugas sekolah yang terkait
seperti guru, petugas administrasi, dan para petugas Bk perlu diajak konfrensi
kasus. Konfrensi kasus ini dalam rangka merencanakan bantuan sekolah atau apa
yang terkait dengan alih tangan kasus (reveral).
C. Keputusan Alih Tangan Kasus (Reveral)
Hal utama yang merupakan
dasar dalam menimbang keputusan alih tangan kasus (reveral) adalah sebagai
berikut:
1.
kecermatan dalam
menentukan kebutuhan dan jenis layanan yang di perlukan.
2.
Pemahaman tentang dimana
layanan bisa diperolaeh dan siapa ahlinya.
3.
keterampilan dalam
membantu siswa dan keluargaya untuk membuat layanan alih tangan kasus
(reveral).
Tuntutan yang pertama dan
yang ketiga yaitu bersifat spesifik dan paling sulit dicapai. Hal ini berkenaan
dengan kejituan konselor dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan tersebut.
Untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam perlu dilakukan kontak dengan individu, kontak dengan
siswa, guru, dan orang tua. Kontak dengan individu diperlukan untuk menilai
lebih jauh apakah alih tangan kasus (reveral) benar-benar dilakukan. Dengan
cara kontak dengan individu tersebut akan diperoleh pemahaman lebih mendalam
untuk membuat keputusan. Akhirnya keputusan alih tangan kasus (reveral) menjadi
tanggung jawab individu, konselor, maupun sekolah.
Sedangkan kontak dengan
siswa, guru dan orang tua siswa adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan
untuk memperoleh rujukan sebagai tindakan. Konselor juga wajib menjalin
hubungan terlebih dahulu dengan sumber rujukan, sebelum menyarankan kemungkinan
tersebut kepada siswa. Menurut Cary jenis alih tangan kasus (reveral), yaitu:
1. Alih tangan kasus (reveral) parsial yaitu yang digunakan
sebagai layana pelengkap
2. Alih tangan kasus (reveral) total yaitu rujukan yang
dilakukan dengan menyerahkan individu atau pesrta didik secara penuh kepada
ahli lain.
Setiap alih tangan kasus
(reveral) harus diketahui oleh oarang tua dan keterlibatan orang tua dalam
proses alih tangan kasus (reveral). Bukan tidak mungkin ada reaksi orang tua
yang berupa rasa sakit hati atau penulakan terhadap saran konselor untuk
mencari bantuan ahli lain.
D. Pertimbangan Pertimbangan Alih Tangan Kasus (Reveral)
- Pertimbangan-pertimbangan etis dan legal
Dengan memperhatikan
fektor-faktor etis dan legal, staf bimbingan sekolah harus bertindak dalam
kerangka kerja. Kerangka kerja itu harus berupa berupa pernyataan tertulis yang
dipersiapkan dengan hati-hati dan juga diketahui oleh guru lain maupun
masyrakat. Aturan itu di jadikan pedoman dalm pelaksanaan alih tangan kasus
(reveral).
- Perlunya komonikasi
Dalam sistem alih tangan
kasus, komonikasi dengan sekolah dan lembaga-lembaga sumber alih tangan kasus
harus diciptakan, sehingga infomasi dapat di sampaikan secara lancar dan juga
tanpa mengabaikan asas kerahasiaan serta saling percaya mempercayai. Komonikasi
dapat dilakukan secara tertulis atau lisan.
- Hubungan selama alih tangan kasus (reveral)
Selama proses alih tangan
kasus (reveral), antara sekolah dan lembaga alih tangan kasus (reveral) terjadi
kerja sama untuk kepentingan individu atau peserta didik.
- Pertanggung jawaban kordinasi alih tangan kasus (reveral)
Tanggung jawab
mengkordinasikan alih tangan kasus adalah tugas bagi kordinator bimbingan,
karena merekalah yang sering berkomunikasi dengan seluruuh layanan sekolah dan
juga lembaga layanan yang ada di masyarakat.
Koordinator alih tangan
kasus (reveral) pada hakikatnya bertanggung jawab terhadap semua komponin yang
melputi:
a.
Konsultasi dengan para
konselor yang telah menemukan siswa yang
membutuhkan alih tangan kasus (reveral)
b.
Pengetahuan tentang
layanan
c.
Pengaturan dan kegiatan
konfrensi kasus, dan
d.
Pemliharaan komunikasi
antara sekolah dan lembaga sumber alih tangan kasus (reveral).
- Pembiasaan dengan sumber sumber
Koordinator memiliki
kewajiban untuk mebiasakan diri dengan sumber-sumber rujukan yang di gunakan.
Metode-metode yang dilakukan misalnya: interviu pribadi dan kunjungan. Hal itu
dilakukan untuk menjalin hubungan jika sewaktu-waktu membutuhkan kerja sama.
E. Sumber Rujukan Alih Tangan Kasus (Reveral)
Alih tangan kasus dapat
dilaksanakan untuk alasan-alasn pengembanga, diagnotik, perbaikan dan pecegahan
dalam berbagai didang masalah individu atau peseta didik. Hill, Erwards,
Whiteraff dan Wrenn mengidentifikasi masalah individu atau peserta didik
menjadi psikologis, fisiologis dan kesehatan, sosial, finansial, pendidikan dan
pekerjaan, pertumbuhan dan aktualitas. Dengan jenis masalah seperti itu maka
dapat dikenali sumber-sumber rujukan sebagai berikut :
a.
Sumber-sumber alih tangan
kasus (reveral) bagi kebutuhan psikologis khusus
Kebutuhan psikologis yang
membutuhkan perhatian khusus adalah
kecemasan yang belebihan, depresi, takut, permusuhan, aggresif, tidak mampu
mengambil keputusan, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya.
b.
Sumber-sumber alih tangan
kasus (reveral) untuk tujuan kesehatan
Faktor-faktor kesehatan
dan fisikologis semacam pemlihatan, pendengaran, diet efek penyakit kronis,
kesehatan pribadi seperti gigi bersih. Sumber utama yang memenuhi kebutuhan
kesehatan di sekolah adalah dokter sekolah dan perawat. Di masyrakat juga
terdapat pusat kesehatan atau rumah sakit. Sumber-sumber perawatan perbaikan
meliputi: dokter umum, rumah sakit, klinik, penerapi fisik. Guru dan konselor
dapat bekerja sama dengan badan-badan kesehatan dalam menangani kesehatan
siswa.
c.
Sumber-sumber rujukan
untuk kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial siswa
telah menjadi perhatian sejak mereka duduk di bangku sekolah. Keadaan selalu
berubah dari waktu kewaktu karena sangat di pengaruhi oleh ekonomi, sosial dan
moral. Sumber-sumber rujukan sosial dapat diperoleh di beberapa sekolah yaitu
pekerja sosial dan konseling.
d.
Kebutuhan penempatan dan
perencanaan kerja
Di amerika banyak
kantor-kantor tenaga kerja yang memberikan layanan kepada anak remaja yang
memasuki lapangan kerja. Tes yang digunakan adalah General aptitude tes battery,
hasilnya diinterpretasi, selanjutnya di kirim ke lembaga penempatan tenaga
kerja sebagai petimbagan dalam penempatan.
Sementara itu setiap
lembaga tenaga kerja secara berkala mengeluarkan hasil analisa tentang keadaan
lapangan kerja, hasilnya di bagikan kesekolah.
Konselor dapat
memanfaatkan data ini sebagai sumber informasi karir bagi siswa.
e.
Sumber alih tangan kasus
(reveral) kebutuhan bantuan keuangan
Kebutuhan keuangan sering
menjadi sandungan utama bagi siswa selama belajar, sekolah jarang mengusahakan
mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan keuangan, pengaruh tidak terpenuhinya
keuangan muncul dalam bentuk prilaku sosial, psikologi bahkan fisiologi. Sumber
alih tangan kasus (reveral) masyarakat yang dapat diperoleh adalah pengusaha,
badan serikat kerja, badan kesejahteraan sosial dan kelompok-kelompok
profesional.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas
dapat ditarik kesimpulan umum bahwa kegiatan reveral merupakan cara alternatif
yang dapat dilakukan untuk menangani individu yang membutuhkan bantuan. Cara
ini dilakukan untuk membantu konselor dalam hal pemecahan masalah karena
ketidak mampuannya untuk menangani permasalahan tersebut, sehingga diperlukan
person atau pihak tertentu yang dianggap mampu untuk melakukan penanganan persoalan
yang dihadapi individu.
kegiatan alih tangan kasus
ini seharusnya antara konselor dan individu serta pihak-pihak yang lain harus
sungguh-sungguh dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapi yang individu.
Demi kepentingan pribadi individu dan konselor tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan harus sesuai
dengan perencanaan yang disetujui
B. SARAN
Saran yang ingin kami
kemukakan dalam hal yang perlu diperhatikan pihak reveral menyangkut penanganan
pemecahan masalah, Salah satunya adalah harus selektif atau kondisional.
Artinya, apabila ada pihak tertentu yang merasa terganggu atau tidak nyaman
dengan dilakukannya reveral, maka pihak reveral setidaknya dapat memahaminya.
Kelompok V :
Ary Ferdiyanto, Ayu Vera
Dihasta, Fahri, Mahyudi, Nasili, Ulfa Anita Azmy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar