BAB
I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia, motif adalah corak, pola; alasan
seseorang melakukan sesuatu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah
dorongan atau kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu; usaha-usaha yang
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian motivasi kerja dapat
diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan yang melatarbelakangi seseorang
sehingga ia terdorong untuk bekerja.
Kekuatan motivasi seseorang untuk bekerja atau berprestasi tercermin
secara langsung dalam upaya seberapa jauh ia mau bekerja keras. Hal ini
menunjukkan bahwa motivasi kerja tampak sebagai kebutuhan pokok manusia.
Masing-masing bekerja menurut aturan atau ukuran yang telah ditetapkan, dengan
saling menghormati, saling membutuhkan serta saling menghargai.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, kami akan merumuskan masalah-masalah yang
akan diurai dalam bab berikutnya. Sebab dengan adanya rumusan masalah ini
ditujukan agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu menyimpang, rumusan
masalah itu adalah :
A. Bagaimana
pengertian motivasi kerja ?
B. Bagaimana
faktor-faktor motivasi kerja ?
C. Bagaimana
meningkatkan motivasi kerja ?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan akan motivasi kerja. Tujuan
yang jelas adalah supaya mengenal atau mengetahui pengertian motivasi,
faktor-faktor motivasi, dan meningkatkan motivasi keja.
D. Fungsi
Makalah ini agar di fungsikan oleh siapa saja yang membutuhkan dan untuk
menambah koleksi perpus pribadi kami serta nantinya bisa jadi bahan referensi
bagi kami.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi
kerja menurut beberapa ahli Motif diartikan sebagai daya penggerak
yang mendorong seseorang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai
suatu tujuan. Motif yang sudah aktif disebut motivasi. Motivasi merupakan
proses yang tidak dapat diamati, tetapi bisa ditafsirkan melalui tindakan
individu yang bertingkah laku, sehingga motivasi merupakan konstruksi
jiwa.
Kedudukan motivasi sejajar dengan isi jiwa sebagai cipta (kognisi), karsa
(konasi), dan rasa (emosi) yang merupakan tridaya. Apabila cipta, karsa dan
rasa yang melekat pada diri seseorang, dikombinasikan terhadap motivasi, dapat
menjadi catur daya atau empat dorongan kekuatan yang dapat mengarahkan individu
mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan.
B.
Teori Teori Motivasi Kerja
Secara psikologis, aspek yang paling penting dalam kepemimpinan kerja adalah
sejauh mana pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM nya agar mereka
mampu bekerja produktif dengan penuh tanggung jawab. Hal ini karena beberapa
alasan, antara lain:
- Karyawan harus di dorong untuk bekerja sama dengan organisasi
- Karyawan harus senantiasa di dorong untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan tuntutan kerja.
- Motivasi karyawan merupakan aspek yang sangat penting dalam memelihara dan mengembangkan SDM dalam organisasi.
Teori motivasi di pahami agar peminpin mampu mengedintifikasi apa
motivasi karyawan bekerja, hubungan prilaku kerja dengan motivasi dan mengapa
karyawan berprestasi tinggi. Teori motivasi dapat di kategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
- Teori motivasi dengan pendekatan isi
- Teori motivasi pendekatan dengan pendekatan proses
- Teori motivasi dengan pendekatan penguat
Teori motivasi dengan pendekatan isi lebih banyak menekankan pada faktor
apa yang membuat karyawan melakukan suatu tindakan tertentu. Teori motivasi
dengan pendekatan proses tidak hanya menekankan pada faktor apa yang membuat
karyawan bertindak, tetapi juga bagaimana karyawan tersebut termotivasi. Sedangkan
teori motivasi dengan pendekatan penguat lebih menekankan pada faktor-faktor
yang meningkatkan sesutu tindakan di lakukan atau yang dapat mengurangi suatu
tindakan. Contohnya teori motivasi dari skinner (operant konditoning)
b.1. Teori teori kebutuhan
tentang motivasi
a. Maslow’s neet hierarchy theory
Kebutuhan dapat didefinesikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan
yang di alami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada pada dalam diri.
Apabila pegawai, kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan
menunjukan prilaku kecewa. Sebaliknya, Jika kebutuhan terpenuhi maka pegawai
akan memperhatikan prilaku yang gembira sebagai manifestsi rasa puasnya.
Abraham maslow mengemukakan bahwa hirarki kebutuhan manusia adalah
sebagai berikut:
- Kebutuhan fisikologis, yaitu kebutuhan untuk makan dan minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual.
- Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan linkungan hidup.
- Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk di terima oleh kelompok, berafiliasi, berintekrasi, dan kebutuhan mencintai dan di cintai.
- Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan akan di hormati dan di hargai orang lain.
- Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi.
b.
Herzberg two factor theory
Teori dua faktori ini di kembangkan oleh Frederick
Herzberg. Ia menggunakan teori Abraham maslow sebagai titik acuannya.
Penelitian Herzberg diadakan dengan melakukan wawancara terhadap subyek insiyur
dan akuntan. Masing-masing subyek diminta menceritakan kejadian yang di alami
oleh mereka baik yang menyenangkan (memberi kepuasan) maupun yang tidak
menyengkan atau tidak memberi kepuasan. Kemudian hasil wawancara tersebut di
analisis dengan analisis isi untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan
kepuasan atau tidak kepuasan.
Dua
faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas dan tidak puas menurut Herzberg,
yaitu faktor pemeliharaan, dan faktor pemutifasian.
c.
Achievement theory
Prof. Dr.
David C Mc.Clelland, seorang ahli psikologi asal amerika dari universitas
Harvard, dalam teori motivasinya mengatakan bahwa produktifitas seseorang
sangat di tentukan oleh virus mental yang ada pada dirinya. Virus mental adalah
kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara
maksimal. Virus mental yang dimaksud terdiri dari tiga dorongan kebutuhan :
1.
Kebutuhan untuk berprestasi
2.
Kebutuhan untuk memperluas
pergaulan
3.
Kebutuhan untuk menguasai sesuatu
Berdasarkan teori Mc. Clelland berarti sangat perlu dibina virus mental
dengan cara mengembangkan potensi mereka melalui lingkungan kerja secara
efektif agar terwujud produktifitas perusahaan yang berkualitas tinggi dan
tercapainya tujuan utama organisasi.
b.2. Teori Motivasi Proses
a. Teori
Pengukuhan
Teori ini mempunyai dua aturan pokok, yaitu aturan pokok yang berhungan
pemerolehan jawaban-jawaban benar, dan aturan pokok lainnya yang berhubungan
perhitungan jawaban-jawaban yang salah. Pemerolehan dari satu prilaku menuntut
adanya pengukuran-pengukuran sebelumnya untuk memproleh jawaban-jawaban yang di
maksud
b.
Teori Penetapan Tujuan
Teori penetapan tujuan ini merupakan teori motivasi dengan pendekatan
kognitif yang di kembangkan oleh Edwin Locke. Ia berkesimpulan bahwa penetapan
suatu tujuan tidak hanya berpengaruh pada pekerjaan saja, tetapi juga
merangsang karyawan untuk mencari atau menggunakan metode kerja yang paling
efektif. Begitu pula Edwin Locke berpendapan bahwa melibatkan karyawan dalam
menetapkan tujuan dapat menumbuhkan motivasi
kerja dan pencapaian prestasi kerja maksimal.
Dengan demikian, penetapan tujuan merupakan setrategi pemotivasian yang
krusial dalam upaya para karyawan bekerja produktif dan sekaligus memotivasi
mereka untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.
Motivasi
dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat ketekunan dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik
yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi internal) maupun
dari luar individu (motivasi eksternal). Motivasi yang ada pada setiap orang
tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu,
diperlukan pengetahuan tentang pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan
teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi atau dorongan bagi
seseorang untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
individu lain atau organisasi. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki seseorang
akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam
konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Seperti yang
telah dikemukakan, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Yang termasuk dalam
faktor internal adalah
1. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri;
2. Harga diri;
3. Harapan pribadi;
4. Kebutuhan;
5. Keinginan;
6. Kepuasan kerja; dan
7. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain:
1. Jenis dan sifat pekerjaan;
2. Kelompok kerja dimana seseorang bergabung;
3. Organisasi tempat bekerja;
4. Situasi lingkungan pada umumnya; dan
5. Sistem imbalan yang berlaku serta cara penerapannya.
Motivasi yang
berasal dari dalam diri seseorang atau motif mempunyai dua unsur, yaitu berupa
daya dorong untuk berbuat dan sasaran atau tujuan yang akan diarahkan oleh
perbuatan itu. Dua unsur inilah yang membuat seseorang mau melakukan kegiatan
dan sekaligus mencapai apa yang dikehendaki melalui kegiatan tersebut. Dan
kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan, karena bila salah satu unsur tidak
ada maka tidak akan timbul suatu kegiatan.
Sumber dari
motivasi kerja diantaranya adalah adanya kesempatan untuk berkembang, jenis
pekerjaan yang dilakukan, serta adanya perasaan bangga menjadi bagian dari
organisasi dimana seseorang tersebut bekerja. Di samping itu, motivasi kerja
juga dipengaruhi oleh perasaan aman dalam bekerja, gaji yang adil dan
kompetitif, lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi
kerja, serta perlakuan yang adil dari pimpinan.
Dalam suatu
organisasi formal, motivasi merupakan tugas seorang pimpinan untuk membuat
karyawan melakukan apa yang harus dilakukan. Pimpinan dapat memotivasi karyawan
dengan berbagai cara, diantaranya:
1. Menginspirasi, yaitu dengan memasukkan semangat ke dalam diri
orang agar bersedia melakukan sesuatu dengan efektif. Orang diinspirasi melalui
kepribadian pimpinan, keteladanannya, dan pekerjaan yang dilakukannya secara
sadar atau tidak sadar.
2. Mendorong, yaitu dengan merangsang orang untuk melakukan apa
saja yang harus dilakukan melalui pujian, persetujuan dan bantuan.
3. Mendesak, yaitu membuat orang merasa harus melakukan apa yang
harus dilakukan dengan sesuatu cara, termasuk paksaan, kekerasan dan ancaman
jika perlu. Namun, motivasi jenis ini sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
zaman dan bersifat negatif karena karyawan bekerja disebabkan adanya paksaan
tanpa ada motif dari dirinya sendiri.
Beberapa
usaha yang dapat dilakukan oleh pimpinan dalam menumbuhkan motivasi, untuk
meningkatkan semangat kerja karyawan, diantaranya:
1. Memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk
melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik;
2. Membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga
karyawan dapat menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan atau kehawatiran
mereka dan memperoleh jawaban;
3. Memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan
pekerjaan dengan baik;
4. Kenalilah kebutuhan-kebutuhan pribadi karyawan karena karyawan
akan lebih terdorong untuk bekerja bagi perusahaan yang memperhatikan keperluan
pribadinya;
5. Menulis memo secara pribadi kepada karyawan tentang hasil
kinerja mereka;
6. Memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang terbaik;
7. Memberi karyawan satu pekerjaan yang baik untuk dikerjakan dan
pimpinan harus memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang
dan memberi kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru;
8. Membantu berkembangnya rasa “bermasyarakat” sehingga karyawan
akan merasa betah di dalamnya;
9. Menawarkan “pembagian keuntungan” (profit sharing)
kepada karyawan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ü
Adanya rasa kebersamaan dan
keterbukaan. Hal ini ditandai dengan adanya sikap saling menghormati, saling
menghargai, serta adanya jalinan komunikasi yang harmonis antara pimpinan
dengan bawahannya atau antar sesamanya. Tanpa rasa kebersamaan dan keterbukaan
dari semua pihak, maka akan timbul asumsi yang kurang baik, yang pada akhirnya
akan berdampak pada kinerja yang dihasilkan. Oleh karenanya rasa kebersamaan
dan keterbukaan ini perlu sekali dipertahankan agar kita tercipta rasa nyaman
dalam bekerja.
ü
Bekerja dengan tekun,
semangat dan tidak cepat berputus asa. Teruslah berusaha dan berdo’a,
insyaallah tercapai apa yang dicita-citakan.
B. Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan sebab kami meyakini hal itu jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya tak ada salahnya apabilah kritikan konstruktif
terhadap hasil karja keras kami.
Dan tak lupa bahwa mengkritiklah dengan benar, karena kebenaran selalu
benar di mata TUHAN
DAFTAR
PUSTAKA
ü R. Wayne Pace, Don F. Faulos, 2002, Komunikasi Organisasi: Strategi
meningkatkan kinerja perusahaan (editor Deddy Mulyana, MA, Ph.D.), PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
ü Deborah Tannen, 1996, Seni komunikasi Efektif: membangun relasi dengan
membina gaya percakapan, (alih bahasa dra. Amitya Komara), PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
ü Anderson, R.C.1959. Learming in discussions. ”A Resume of the
Authoritarian-Demoraic Studies.” harvard educationalnrevew,29,201-215.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar